Rabu, 31 Oktober 2012


Suzuki Shogun 125, Juara Berkat Durasi Tinggi dan Pelatuk Vario

Dari dulu Ahon alias Herman Lo terkenal jago cubit pantat. Tentu bukan pantat janda, tapi pantat kem. Master kem itu berani kasih durasi tinggi di Suzuki Shogun 125 yang digeber Eko Codox. Hasilnya juara 1 Bebek 4-Tak 200 cc di Achilles Corsa Drag Bike 2012 di Sirkuit Sentul dua minggu lalu.

Untuk durasinya, klep isap 281° dan ex 278°. Ukuran ini cukup tinggi dibanding mekanik lain yang masih bermain diangka 270°. Membuat karakter motor kilikan Ahon punya power besar di rpm tinggi. Joki harus panteng gas ketika start.

Klep isap membuka 32° sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 69 setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 68° sebelum TMB dan menutup 30° setelah TMA.

Menggunakan klep EE5 yang punya batang 5 mm. Diameter payung klep in dibuat 33 mm dan katup buang 28 mm.

Ahon bisa dikatakan mau mengurangi gesekkan di mekanisme katup. Caranya menggunakan pelatuk model roller dari Honda Vario. Karena rocker arm model roller, kem yang dipakai harus gendut. Karakternya juga membulat, makanya yang cocok menggunakan kem Suzuki Titan. Bisa jadi kem yang dipakai ini dari Titan versi Thailand, karena disana sudah menggunakan pelatuk roller.
Karena Shogun 125 tim Abirawa SMS Ahon ini mengikuti kelas Bebek 4-Tak 200 cc, maka volume silinder juga dibore up. Menggunakan seher Honda Tiger 64,5 mm. Diikuti dengan menaikkan stroke atau langkah piston yang asalnya 55,2 dibuat 61,2 mm. Otomatis kapasitas silinder jadi 199,9 cc. Tipis banget jadi 200 cc.

Untuk mengimbangi stroke yang sudah panjang, setang seher juga perlu panjang. Agar gesekkan antara seher dengan boring jadi ringan. Conecting rod punya Yamaha RX-King dipasang.

Supaya seher bisa pas terpasang, lubang di setang seher dikasih bos dari bahan kuningan. Sehingga lubang dalam bos harus dibikin 15 mm, supaya pas dengan pen seher Tiger yang 15 mm.

Kepala piston harus dibentuk ulang. “Pinggir seher dibikin mendem 0, 6 mm dari bibir atas blok. Supaya tidak menyundul head,” kata Ahon, sapaan Herman Lo.

Sisa ruang bakar dibentuk model kubah. Kini rasio kompresinya jadi 13,8 : 1. Dipadukan dengan bahan bakar bensol. Penggabutan bahan bakar diolah karburator Keihin PE28, tapi direamer jadi 32 mm. Disesaki pilot-jet 32 dan main-jet 118.

Rasio gear pastinya dimainkan agar bisa melesat lancar di trek lurus. Gigi 1 13/29, 2 14/24, 3 17/23 dan 4 18/21. Final gear 14/33. “Tmbus 7,857 detik, masih akan diperbaiki. Next time agar bisa tembus 7,6 detik,” harap Ahon dari Jl. Kartini, No. 18, Depok Lama. 
DATA MODIFIKASI
Sok belakang: Daytona
Swing arm: Supertrack
Sok depan: Posh
Ban depan: Corsa 50/90-17 & 80/80-17
Knalpot: AHRS
 

Yamaha Soul GT, Simpel Tapi Mewah!

Punya Yamaha Soul GT, enggak perlu pusing buat pikir gaya modifikasi. Itu menurut Tommy Oscar, pemilik Soul GT yang sekarang sobat lihat fotonya dan baca naskahnya ini.

“Style standarnya sudah bagus. Paling hanya bermain sedikit modif, sudah bikin lebih menarik lagi,” beber pria yang tinggal di Jati Bening, Bekasi, Jawa Barat itu.

Konsep yang diinginkan Tommy, bermain di kaki lebar dan kelir. Tujuannya, agar tampilan makin sangar dan dipakai berkendara juga lebih nyaman. “Jalan di rumah saya banyak belokan. Kalau ban sudah gendut, miring-miring alias rebah kan lebih asyik tuh,” timpalnya.

Urusan modif, sepenuhnya diserahkan ke Billy Kristian. Doi ini, punggawa Jail AutoBodyWork yang punya markas di Jl. Raya Caman No. 7, Jatibening, Pondok Gede. Wah, enggak jauh-jauh juga dari rumah Tommy dong!

"Om Tommy sih enggak minta aneh-aneh untuk modifnya. Cuma ubah kaki-kaki plus airbrush full body dan CVT ya juga dicat,” ungkap builder muda ini
Masalah kaki-kaki,  Billy menanggalkan pelek standar bawaan pabrik. Gantinya, pakai pelek aftermarket merek POWER yang punya dimensi 2,25 x 14 buat depan dan 2,5 x 14 dan buat belakang.

"Tetapi, karena pelek sudah cukup lebar, ban jadi enggak perlu pakai yang lebar juga. Takutnya, malah terlalu lebar. Motor jadi berat berjalan,” beber Billy.

Usai tetapkan pilihan kaki-kaki, tinggal urusan ubah tampilan. “Saya sih enggak muluk-muluk. Untuk tampilan warna, tak perlu berubah jauh dari warna standar. Yang simpel aja. Sebenarnya saya tak terlalu suka tampil mencolok juga,” bilang Tommy seraya merendah.

Billy yang mengerti kemauan Tommy pun juga terapkan jurus simpel. Bermodal ampelas halus, lapisan cat standar diberikan nuansa permainan gliter. “Selain gliter ada juga pemberian grafis dibeberapa sisi bodi,” aku Billy lagi.

Cihuy, Bro!

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michellin 90/80-14
Ban belakang : Michellin 110/90-14
Knalpot : ANCC
Handle rem : KTC
Jail AutoBodyWork : 0821-35353590


Yamaha Jupiter-Z, Nih Korekan Juara Asia 2012

Hadi Wijaya berjaya di Underbone 115 cc Petronas Asia Road Racing Championship 2012. Di atas jok Yamaha Jupiter-Z garapan Hawadis Hadi sudah dipastikan numero uno sebelum seri terakhir digelar di Losail, Qatar, bulan depan. Selamat bro!

Hawadis, pawang handal Jupiter-Z yang digas Hadi tahu betul bagaimana memperlakukan bebek garputala. Rumusan yang dikerjakan tunner asli Madura itu, ada tiga, kompresi rendah, pengapian dibikin lebih lambat, dan porting bensin masuk diperlebar.

“Segalanya enggak beda jauh dengan motor yang pernah saya buat. Cuma ada penyesuaian. Ini menyangkut penggunaan bahan bakar dan sirkuit besar yang dipakai,” kata Hawadis, juru korek andalan tim Yamaha Yamalube KYT R9 Tunggal Jaya.

Kompresi Jupiter-Z yang dibawa Hadi di balapan Asia dipatok 12,9:1 dengan gasingan mesin dibatasi 15,500 rpm. Tenaga yang dihasilkan mencapai 18 HP. Rendahnya kompresi karena bahan bakar yang digunakan setara dengan Pertamax Plus atau oktannya 95.

“Kalau balap di IndoPrix, kompresi saya bisa atur lebih dari 13 : 1 karena bisa pakai bensol,” urai Hawadis, yang juga pemilik HDS Motor, Jl. Swatirta/Bakti No. 28, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Begitu juga timing pengapian, tunner yang berkumis rapi itu menyeting waktu pengapian lebih lambat alias dekat TMA (Titik Mati Atas). Ini berbeda kalau Hawadis menset di balapan nasional untuk Jupiter dipakai Hadi. Dia pasti akan mengatur timing pengapian lebih tinggi karena bahan bakarnya punya oktan yang lebih tinggi dibanding di balapan Asia.

Untuk menyesuaikan karakter sirkuit besar di balapan Asia, Hawadis memperlebar diameter porting isap. “Saya perbesar jadi 24,5 mm,” timpal Hawadis yang mengatur durasi klep in dan ex di angka 271 derajat.

Tuh, ketahuan deh bedanya dengan Jupiter-Z yang dibikin Hawadis untuk balapan di trek kecil seperti Kenjeran dan Sentul Karting. Untuk trek kecil, porting di bikin 23,8 mm.

Diameter lubang isap yang lebih kecil supaya aliran bensin lebih cepat, meski ukuran lingkarnya lebih kecil dibanding lingkar porting untuk trek besar. Lingkar lubang isap yang lebih gede memungkinkan campuran bahan bakar-udara masuk lebih banyak, tapi tekanannya lebih rendah.

“Setingan rangkanya enggak berbeda jauh antara trek besar dan kecil. Paling sedikit setting footsteep aja,” tutup Hawadis.

DATA MODIFIKASI
Ban belakang : FDR 80/90-17
Ban depan : FDR 80/90-17
Knalpot : R9
CDI : BRT
Karburator : Mikuni TM24