Jumat, 04 Mei 2012

Turun Balap Tanpa Karburator..!!!

Honda Supra X 125, Turun Balap Tanpa Karburator!


Di seri kedua Honda Racing Championship (HRC) di sirkuit Kemayoran akhir pekan lalu (14-15/4), ada yang berbeda di paddock Astra Motor Racing Team (ART). Salah satu motornya yang turun di kelas MP 1 bebek tune-up 125 cc bisa balap tanpa karburator!

Mustahil? Tentu tidak, kan sudah diganti pakai injeksi bahan bakar heee.. "Iya, kita sedang coba pakai injeksi," buka Benny Djatiutomo, tuner andalan ART yang juga pentolan Star Motor.

Sedikit kilas balik, sejak tahun lalu Star Motor sudah meriset tunggangan balap berinjeksi. Saat itu masih pakai Yamaha Jupiter Z meski belum dipakai turun balap. Di Honda, peralihan teknologi dari karburator ke injeksi bisa lebih cepat karena melanjutkan riset tahun lalu.

Untuk komponen yang digunakan, Star Motor mengaku lebih suka gado-gado. Beberapa komponen comot dari sistem injeksi dari Supra X 125, ada dari CBR 250R, ambil produk keluaran Keihin dan percaya pada ECU keluaran Vortex.

Komponen dari Supra X 125 kebanyakan berupa sensor. Part-nya comot dari sistem injeksi Supra X 125 generasi ke tiga. Yang dipakai mulai dari crankshaft position sensor, engine oil temperature dan manifold absolute pressure (MAP).  

Sedang throttle body dan isinya dari Keihin. Diameter throttle 28 mm sesuai regulasi bebek tune up 125 seeded. Throttle body ini dipasang lengkap dengan throttle position sensor dan air temperature sensor.
ECU Vortex full programmable untuk CBR 250R dan fuel pump dengan wadah khusus
Untuk fuel pump dipilih bawaan Honda CBR 250R. Tempatnya dibuatkan wadah baru berupa tabung di depan tangki. "Tangki asli Supra X 125 yang ada fuel pump-nya kan di belakang, padahal sasis kita tangkinya sudah pindah posisi ke depan. Makanya dibuatkan fuel pump baru," jelas Ade Rachmat, manager teknik ART pada fuel pump yang memiliki tekanan sekitar 38 psi ini.

Tekanan dari fuel pump diteruskan ke komponen penyemprot bahan bakar yang menggunakan injektor bawaan CBR 250R. Yang unik, posisinya bukan di intake tapi diletakan di luar tepat di depan moncong throttle body.

"Sudah riset beberapa posisi. Untuk sekarang, ini yang paling bagus pengabutannya," lanjut Ade yang juga jago oprek mesin mobil ini. Untuk meletakan injektor diluar, tim dari Star Motor sampai harus membuat sendiri corong throttle dan bracket-nya.
Injektor di moncong throttle body, pengabutan bahan bakar lebih bagus
Sedang otaknya, dipilih ECU Vortex full programmable untuk CBR 250R. "Karena programmable, pasang di mesin Supra X 125 enggak masalah," beber Benny Djati. ECU Vortex ini bisa mengatur kinerja semua sensor untuk menentukan timing dan jumlah semprotan bahan bakar sekaligus waktu pengapian.

Istimewanya, ECU ini juga bisa menyimpan 10 mapping dan punya tiga setingan manual untuk putaran bawah, tengah dan atas. Pada saat darurat, ketika dirasa mapping kurang enak bisa langsung disempurnakan dengan memutar setingan manual tadi tanpa membuka software di laptop.

Sayangnya pada penampilan perdananya kurang maksimal meski sebenarnya sudah kompetitif. Di race pertama, motor terasa brebet di putaran bawah. "Padahal atasnya sudah enak," kata Wawan Hermawan sang pilot yang dipercaya ngegas bebek injeksi ini.

Saat jeda menunggu race kedua baru ketahuan kalau sensor MAP-nya justru bikin setingan berubah-ubah. Kevakuman dari dalam ruang bakar sudah tinggi, MAP malah bikin ngaco. Akhirnya MAP di non aktifkan lewat ECU. Hasilnya menggembirakan!

Start dari posisi 18, Wawan Hermawan langsung melejit ke posisi 7. Tapi apes, karena terlalu bernafsu, over power membuat pembalap bernomor start 19 ini slide dan terjatuh. Apes..

Power Naik 1 hp
Mengantisipasi sistem injeksi bermasalah saat lomba, motor ini diseting dengan mesin yang sama seperti versi karburatornya. Semuanya sama persis dari klep, durasi kem hingga pilihan gear ratio.

Meski cuma ganti karburator ke injeksi peningkatan tenaganya lumayan. "Naiknya sekitar 1 hp jadi 23hp. Torsinya juga naik dari 14 Nm jadi 15 Nm," bangga Ade.

Data Modifikasi
Piston: Daytona
Knalpot: AHM
Sokbraker: Ohlins
Pelek: Racing Boy
Ban: FDR
 

V-Ixion Style

Yamaha V-Ixion, Usung Bollywood Style

 
Yamaha V-ixion milik Awin yang semula standar, kini berubah total lewat ‘baju’ baru. Ide mengubah penampilan itu didapat setelah browsing di Internet. Akhirnya, kepincut tampilan Yamaha YZF-R15 asal negeri Syahrukh Khan yang bintang film asal Bollywood alias India.

Tapi, baju baru itu enggak dibawanya langsung dari India, lho. Cover bodi, dibuat dari serat kaca alias fiberglass. Headlamp variasi Honda Vario dikombinasi ke cover depan agar tampil lebih eye cathing. Sedang di area buritan, pede aplikasi stoplamp LED dan model jok single seater.

Usai bermain cover bodi depan, Awin tinggal fokus di area tangki. Agar harmonis dengan fairing, tangki juga dilapis kondom. Bukan kue ya! Kalau itu, jadi kue lapis nantinya. Iya, lapis legit. He..he..he..

Bicara soal lapis! Finishing akhir di bodi R15 bikinan sendiri ini juga dilapis permainan cat airbrush. Warna dominan merah dikombinasi putih mutiara dan hitam yang membentuk grafis di bodi. Hasilnya, V-ixion tampil lebih sporty!

Sudah oke, wajar kalau modifikasi ini sebagai ‘pelet’ buat menarik konsumen ke toko variasi. "Sebenarnya, V-ixion ini untuk display di toko. Bukan buat pakai harian,” ujar Awin yang punya toko variasi Mustika Jaya di Jl. Otista Raya, No. 35, Jakarta Timur.

Acchaa... Acchaa...

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 110/70-17
Ban belakang : Battlax 130/70-17
Setang : NUI
Handle rem : Ride it
Knalpot : Black Diamond

Juara Kejurnas 250

Honda CBR 250R, Maksimalisasi Injeksi Jadi Juara Kejurnas 250!


Setelah bikin geger dengan penampilan Honda Supra X 125 injeksi di OMR Honda Racing Championship (HRC), Astra Motor Racing Team (ART) kembali bikin heboh. Kali ini dengan Honda CBR 250R yang turun di kejurnas 250cc di sirkuit Sentul akhir pekan lalu (21-22/4).

Dua Honda CBR 250R milik ART sukses membuat catatan waktu fantastis. Saat kualifikasi Denny Triyugo tembus 1 menit 50,499 detik. Waktunya makin tajam ketika warm up 1 menit 49,373 detik. Hasilnya, banyak yang terkaget-kaget sekaligus berprasangka buruk.

"Kalau ada yang tidak percaya motor ini sesuai regulasi, kita taruhan saja. Silahkan dilihat saat scrutenering," kekeh Benny Djatiutomo dari Star Motor yang dipercaya membuat kencang motor pacuan Denny Triyugo dan Wawan Hermawan ini.

"Kita tim profesional terbiasa balap sesuai regulasi," yakinnya. Selain perbedaan bobot, regulasi baru tahun 2012 juga memungkinkan Honda mendapatkan kelonggaran seperti boleh mengganti ukuran klep dan throttle body sedikit lebih besar dari standar. Tentunya agar mesin satu silindernya bisa melawan Ninja 250R yang sudah dua silinder.
Radiator gambot, knalpot FMF dan mengaplikasi adjustable cam sprockets 
Spesifikasinya pun dimaksimalkan sesuai regulasi. Klep in diganti 32 mm dan ex pakai 26 mm. Noken as diracik ulang dan tentunya memperlancar arus bahan bakar dengan melakukan langkah porting. Yang menarik dari motor ini adalah cara memenuhi kebutuhan kabut bahan bakar pada mesin injeksi.

Kabut bahan bakar diperoleh dari suplai udara dan semprotan bahan bakar. Untuk menambah suplai udara, boks filter standar ditanggalkan. Gantinya dibuatkan corong dan boks dari alumunium. Udara yang masuk tetap lebih besar dari standar tapi tidak berlebihan.

Langkah kedua adalah memperbesar debit udara yang masuk lewat throttle body. Meski throttle body boleh ganti, Benny tetap memilih untuk memaksimalkan komponen standar. Diameter dalam lubang throttle body hanya diperbesar. "Batasnya sampai titik paling tipis yang bisa dilakukan," beber mekanik yang juga hobi fotografi ini.
Throttle body standar dan sudah open filter
Lalu untuk menambah sempotan bahan bakar, ECU stand alone Vortex full programmable jadi pilihannya. Dalam kotak kecil berwarna kuning ini, semua info dari sensor-sensor injeksi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Lewat software, mapping waktu dan lamanya injektor menyemprot bisa diatur ulang.

Bahkan ECU ini juga memiliki memori untuk menyimpan 10 mapping yang bisa diubah lewat tombol di setang oleh sang pembalap. Selain itu ada juga tiga setingan manual untuk putaran bawah, tengah dan atas. Pada saat darurat, settingan bisa disempurnakan dengan memutar tombol manual ini tanpa membuka software di laptop.

Masalah muncul ketika injektor standar sudah mencapai pada limitnya. Semprotannya sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan mesin. "Sebenarnya bisa tetap pakai standar, tapi bila injector duty-nya sudah lebih dari 80-85 persen sebaiknya diganti," jelas Benny yang berpatokan pada software Vortex di laptopnya.

Gantinya pakai injektor keluaran Denso. "Tetap memiliki 12 titik tapi semprotannya 30 persen lebih deras ketimbang standar," terang Ade Rachmat, manager teknik ART yang sudah melakukan tes lewat injector tester.

Hasilnya, juara satu-dua di seri perdana sekaligus meninggalkan lawan-lawannya hingga belasan detik.

Data Modifikasi
ECU: Vortex
Knalpot: FMF
Kaliper: Brembo
Master Rem: Brembo
Sokbrake Belakang: Ohlins
 

Ninja Langganan Ke Salon

Kawasaki Ninja 250R, Langganan ke Salon


Di Bekasi dan Jakarta, kondisi lalu lintasnya padat dan macet. Banyak yang setuju motor jadi pilihan pas. Termasuk Yusuf, pria 38 tahun ini baru beberapa tahun menikmati padatnya lalu lintas Jakarta. Sebelumnya berdinas di Surabaya.

Diputuskan berkendara motor menuju kantornya Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Tapi, enggak bertahan lama karena enggak kuat panas," buka ayah 2 putra ini.

Akhirnya nyerah. Motor nganggur di rumah. "Karena hampir setahun ngejogrog, sempat kepikiran dijual," lanjutnya. Tapi, setelah meliat tampilan Ninja di jalan dengan warna yang bagus, Yusuf pun langsung kepikiran motornya.

Lantas punya ide menyegarkan tampilan motor. Karena belum punya link buat ubah tampilan, Yusuf berburu melalui dunia maya. "Dari Facebook menemukan bengkel cat. Kebetulan lokasinya enggak jauh dari rumah," papar pria yang tinggal di Taman Harapan Baru, Bekasi ini.

Pilihan cat dipilih yang simpel tapi kombinasinya menarik. "Ganti cat sudah dilakukan yang ketiga. Kuning dan hitam paling lama bertahan lama," kekehnya.

Setelah cat tampil beda, bikin Yusuf enggak segan lagi naik motor. Walaupun mesin masih standar. Hampir setiap akhir pekan Ninja kuning ini diajak jalan-jalan.

Bahkan belakangan ini perjalanannya sampai ke Bali bersama rekannya di GATE (Globebuster Adventure Team). Tak ketinggalan setiap habis dipakai langsung masuk salon motor biar tampilannya tetap kinclong.

Dari perjalanan ke Bali itu, Yusuf mulai kepincut variasi yang nempel di motor rekannya. Padahal sebelumnya ia paling cerewet variasi. Enggak bisa sembarang pasang atau ganti. Kalaupun ganti mesti yang lebih bagus dan keluaran pabrikan Kawasaki langsung. Bukan variasi.

Nggak makan waktu lama Ninja pun menginap di bengkel SSK di Pekayon, Bekasi. "Semua part OS produk SSK yang nempel atas permintaan pemilik," tutup Chu Onk juragan SSK.

 Data Modifikasi
Ban depan : Battlax 120/60 - 17
Ban belakang : Battlax 150/60-17
Knalpot : Yoshimura
Master Rem : Kitaco

MOdif Petermanan Ninja

Kawasaki Ninja 250R, Modif Pertemanan

 
Hubungan pertemanan membawa banyak berkah. Itu pula yang sedang dialami Steven Lay, juragan rumah modifikasi Layz Motor di Kembangan, Jakarta Barat. Hubungan pertemanannya mempertemukan dengan pemegang brand smartphone HTC di Indonesia,  Rudi Lai.

Rudi Lai sengaja mengubah tampilan motornya agar bisa dipajang di gerai HTC. Steven langsung tanggap dengan kemauannya. Modifikasi sebagai sarana promosi HTC.

"Akhirnya saya tawarkan buat branding sekalian. Desain yang disepakati Android HTC. Simpel dan terlihat bersih. Sehingga enak dilihat," buka Steven. Rudi Lai malah langsung menyetujui.

Akhirnya dibuatkan dua desain bodi buat HTC. Yang keduanya juga disiapkan buat mejeng di event Otobursa Tumplek Blek. "Brandingnya di stand Layz Motor. HTC akan pasang brand di sini," lanjutnya.

Untuk urusan airbrush, Steven memercayakannya pada Andri Design yang juga punya hubungan pertemanan yang erat. Sedangkan untuk kaki-kaki tak banyak ubahan dilakukan. Cukup mengganti pelek belakang dengan Chemco 14,5 inci dan ban pakai Michelin Pilot Road 2.

Penampilan bodi full custom ditunjang dengan saluran buang Akrapovic model karbon. Juga head lamp projector serta lampu belakang dan buntut model R6.

Walaupun serkadar memenuhi kebutuhan promosi alias buat mejeng, aspek kenyamanan buat riding tetap menjadi perhatian dengan pemasangan kopling hidrolik dan gas spontan dari merek Aktif. Siap mejeng, siap juga buat gaspol.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michelin 120/70-17
Ban belakang : Michelin 160/60-17
Speedometer : Koso
Setang : XRace
Layz Motor : (021) 99818153

Modif Dibekali Per Klep Amerika

Yamaha Jupiter-Z, Dibekali Per Klep Amerika

 
Yamaha Jupiter-Z besutan Ridwan De Aji dari Yamaha Solthana NHK Racing Team, Makassar melesat tak terkejar. Melaju meninggalkan satu tikungan di race pertama bebek 125 seeded (MP1), di  Motoprix seri I region 5 di sirkuit ex MTQ  Kendari beberapa waktu lalu. Rahasianya,  motor racikan Anwar Sadat ini dibekali per klep dari Amerika.

Cuma per klep doang? Jangan anggap remeh.  Per klep penting fungsinya di motor 4-tak. Motor 2-tak tidak butuh klep. Mesin 4-tak butuh klep karena untuk dapat menciptakan siklus 4 langkah. Klep yang mengendalikan gas buang dan masuk. Gas masuk di sini adalah campuran pengkabutan bahan bakar dengan udara. Sedangkan gas keluar adalah gas sisa hasil pembakaran di ruang bakar.

Nah, kedua tipe gas ini digerakkan oleh dorongan maju mundur piston yang dilimitasi oleh klep pada kepala silinder. Semakin lancar debit gas buang dan masuk yang tersirkulasi, kinerja mesin semakin baik.

Klep tidak akan bisa membuka dan menutup kalau tidak ada per.  Salah memilih per, motor tak hanya ogah berlari, tapi juga jebol di lintasan. Sudah banyak contohnya.  Per terlalu lembut, bakal bikin klep floating alias bertabrakan. Kan saat langkah buang dan isap ada beberapa derajat yang overlap atau klep buka bareng. Bila terlalu lemas, klep akan terlambat membuka atau menutup, jadilah tabrakan. Krak... putus deh. 

“Sebaliknya, bila terlalu keras, ketika overlap memang tidak berisiko, tapi motor tidak mampu bergasing ke rpm tinggi. Hampir semua mekanik Yamaha pernah mengalami problem ini,” tegas mekanik akrab disapa Aan ini.

Lalu muncul lah per klep Jepang yang terkenal ampuh. Tapi, kemudian pegas ini mulai digantikan oleh per klep dari Amerika. Dibawa oleh One Krisnata yang mengibarkan nama K1.

Tapi, aplikasi per Amrik ini pun tidak bisa langsung. Karena, dari sononya ukurannya 34 mm. Ukuran segini cocok buat Honda Blade.  Dipasang buat Jupiter-Z, jadi terlalu keras dan kem harus kecil. Makanya One Krisnata sedang proses mendatangkan per khusus Jupiter-Z.

“Setelah riset berkali-kali, ketemu ukuran pas buat Yamaha yaitu 32 mm dipadu kem berdurasi 275 dengan lift 9,1 pada in dan 9,2 pada ex,” tegas Aan.

Per klep yang konon berbahan titanium ini diakui mujarab.  Karakternya unik.  Saat dipasang pada klep dan ditekan, per terasa sangat keras. Tapi, saat didial kala seting mesin, terasa ringan.  “Mesin bisa langsung diprediksi. Tenaga pasti rata. Tidak hanya galak di putaran bawah.  Tapi, juga di rpm tinggi,” tambah anak didik Heru Kate ini.

Prinsip kerjanya seperti roda gila. “Agak berat di awal, tapi, awalan yang berat ini mendorong mesin untuk  mencapai rpm 14.500 jadi lebih mudah,” tambah pria kelahiran Pati ini. Makanya, beban mesin pun jadi lebih ringan.  Karena beban mesin lebih ringan, tidak banyak power terbuang. 

DATA MODIFIKASI
Piston: Daytona 55,25
Sok : YSS
Karburator: PWK 28
Spuyer: 60/108