Jumat, 16 November 2012

Yamaha Jupiter-Z, Nih Korekan Juara Asia 2012


Yamaha Jupiter-Z, Nih Korekan Juara Asia 2012

Hadi Wijaya berjaya di Underbone 115 cc Petronas Asia Road Racing Championship 2012. Di atas jok Yamaha Jupiter-Z garapan Hawadis Hadi sudah dipastikan numero uno sebelum seri terakhir digelar di Losail, Qatar, bulan depan. Selamat bro!

Hawadis, pawang handal Jupiter-Z yang digas Hadi tahu betul bagaimana memperlakukan bebek garputala. Rumusan yang dikerjakan tunner asli Madura itu, ada tiga, kompresi rendah, pengapian dibikin lebih lambat, dan porting bensin masuk diperlebar.

“Segalanya enggak beda jauh dengan motor yang pernah saya buat. Cuma ada penyesuaian. Ini menyangkut penggunaan bahan bakar dan sirkuit besar yang dipakai,” kata Hawadis, juru korek andalan tim Yamaha Yamalube KYT R9 Tunggal Jaya.

Kompresi Jupiter-Z yang dibawa Hadi di balapan Asia dipatok 12,9:1 dengan gasingan mesin dibatasi 15,500 rpm. Tenaga yang dihasilkan mencapai 18 HP. Rendahnya kompresi karena bahan bakar yang digunakan setara dengan Pertamax Plus atau oktannya 95.

“Kalau balap di IndoPrix, kompresi saya bisa atur lebih dari 13 : 1 karena bisa pakai bensol,” urai Hawadis, yang juga pemilik HDS Motor, Jl. Swatirta/Bakti No. 28, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Begitu juga timing pengapian, tunner yang berkumis rapi itu menyeting waktu pengapian lebih lambat alias dekat TMA (Titik Mati Atas). Ini berbeda kalau Hawadis menset di balapan nasional untuk Jupiter dipakai Hadi. Dia pasti akan mengatur timing pengapian lebih tinggi karena bahan bakarnya punya oktan yang lebih tinggi dibanding di balapan Asia.

Untuk menyesuaikan karakter sirkuit besar di balapan Asia, Hawadis memperlebar diameter porting isap. “Saya perbesar jadi 24,5 mm,” timpal Hawadis yang mengatur durasi klep in dan ex di angka 271 derajat.

Tuh, ketahuan deh bedanya dengan Jupiter-Z yang dibikin Hawadis untuk balapan di trek kecil seperti Kenjeran dan Sentul Karting. Untuk trek kecil, porting di bikin 23,8 mm.

Diameter lubang isap yang lebih kecil supaya aliran bensin lebih cepat, meski ukuran lingkarnya lebih kecil dibanding lingkar porting untuk trek besar. Lingkar lubang isap yang lebih gede memungkinkan campuran bahan bakar-udara masuk lebih banyak, tapi tekanannya lebih rendah.

“Setingan rangkanya enggak berbeda jauh antara trek besar dan kecil. Paling sedikit setting footsteep aja,” tutup Hawadis.

DATA MODIFIKASI
Ban belakang : FDR 80/90-17
Ban depan : FDR 80/90-17
Knalpot : R9
CDI : BRT
Karburator : Mikuni TM24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar